Sejarah baru tercipta ketika Rekor Olimpiade yang telah bertahan selama 48 tahun pecah di Aquatics Center, London, pada Selasa (31/7). Kalimat di atas memang terdengar kurang menarik untuk menjadi headline berita selama gelaran Olimpiade London 2012 yang memiliki banyak topik dan kontroversi. Namun, jika mempertimbangkan fakta bahwa pemecahan rekor tersebut menjadikan perenang fenomenal Amerika Serikat, Michael Phelps, sebagai atlet Olimpiade terhebat sepanjang masa, maka itu merupakan cerita paling menarik di London 2012 hingga saat ini.
Rekor sebelumnya dipegang oleh pesenam Uni Soviet, Larisa Latynina, yang mengoleksi 18 medali dari 1956 hingga 1964. Latynina diakui sebagai sosok yang memainkan peran penting terhadap kemunculan pesenam dari blok Timur dan dominasi mereka di cabang olah raga senam. Ia tampil di tiga Olimpiade dengan raihan sembilan medali emas, lima perak, dan empat perunggu. Belum pernah ada yang bisa meraih pencapaian hebat itu dan bahkan terlihat tidak mungkin bisa diulangi atlet lain sampai muncul seseorang bernama Michael Phelps.
Debut Phelps terjadi di Sydney 2000 ketika masih berusia 15 tahun. Meski tidak meraih medali, ia telah memperlihatkan potensi besar. Olimpiade Athena empat tahun berselang semakin menegaskan betapa Phelps sedang bersiap untuk mendominasi dunia olah raga dengan meraih enam medali emas. Penampilan hebat tersebut kemudian tertutup oleh sinar terang Phelps di Beijing 2008, ketika ia sukses memborong delapan medali emas sekaligus melewati rekor tujuh emas dalam satu Olimpiade milik Mark Spitz.
Apa yang Phelps lakukan untuk memenangi perlombaan sama saja seperti perenang lain. Ia mengenakan pakaian renang, kaca mata renang, dan melenturkan otot di tepi kolam. Namun, ia memiliki kemampuan untuk mengintimidasi lawan. Ia juga memiliki talenta dan kemampuan seorang atlet yang berpikir bahwa dirinya tak terkalahkan, serta memancarkan aura percaya diri yang sangat kuat, sehingga para rival percaya dengan semua itu.
Dengan koleksi 16 medali yang telah tersimpan rapi di rumah, tidak heran jika Phelps ingin menyempurnakan pencapaian tersebut di London.
Namun, antara Beijing dan London terlihat jelas bahwa dirinya bukan lagi manusia tercepat di kolam yang bagaikan seekor ikan. Ia juga tidak lagi memenangi sebuah kejuaraan dengan mudah. Phelps bahkan kehilangan selera untuk berlatih pada pukul empat pagi seperti yang dilakukan sebelum ke Beijing.
Sadar hanya butuh tiga medali lagi untuk mengukir sejarah Olimpiade, Phelps akhirnya lolos ke London dengan cara yang kurang meyakinkan. Dan meski telah kehilangan aura juara, ia tetap siap untuk bertempur di atas kolam.
Sulit bagi kita untuk membayangkan apa yang telah Phelps lakukan untuk mencapai kesuksesan. Fokus, satu pikiran, dan dedikasi tinggi merupakan hal rumit yang dibutuhkan untuk menjadi perenang kelas dunia. Jangan pula dilupakan, bahwa yang menjadi kunci utama dan tak bisa dilepaskan dalam berlatih adalah stamina prima.
Menariknya, Phelps didiagnosis menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sejak kelas enam Sekolah Dasar. Kolam renang ternyata menyediakan sarana bagi Phelps untuk melampiaskan sebagian energi yang tidak terfokus. Phelps tentu harus berterima kasih kepada orang yang telah mengenalkan dirinya dengan dunia renang, ternyata saudara perempuan Phelps yang memegang peranan penting.
Mungkin banyak orang yang tidak tahu bahwa meski tumbuh dengan bentuk tubuh yang nyaris sempurna, namun Phelps memiliki rentang lengan yang tidak proporsional. Jika ditambahkan dengan tubuh dan kaki panjang yang menyerupai sirip, maka Anda seperti melihat manusia yang memang tercipta untuk menjadi seorang perenang!
Sama seperti atlet top lainnya, kekuatan mental dan fokus merupakan hal yang paling penting. Dan ketika Phelps dianggap sebagai individu yang suka bergaul dan baik hati baik ketika ia dalam keadaan kering, di dalam, dan sekitar kolam, ia sebenarnya adalah seorang individu soliter yang intensitas konsentrasinya bagaikan laser.
Meski performa Phelps sudah tidak seperti di Beijing empat tahun silam, Phelps masih memiliki semua yang diperlukan untuk bersaing di level tertinggi. Bahkan di usia 27 tahun, dengan begitu banyak perenang muda berbakat yang sangat berambisi untuk mengalahkan atlet terbaik Olimpiade.
Seperti yang telah diperkirakan sebelumnya, Phelps tidak memenangi semua perlombaan yang diikuti di London. Namun, fakta bahwa ia telah meraih empat medali untuk menambah koleksinya menjadi 20 keping, merupakan bukti bakat abadi dan kecintaan Phelps terhadap olah raga yang telah membawanya kepada ketenaran.
Phelps masih memiliki kesempatan untuk menambah beberapa keping medali lagi sebelum London 2012 berakhir. Beberapa orang akan berpendapat bahwa Phelps adalah atlet Olimpiade terhebat sepanjang masa dan mereka mungkin akan semakin yakin jika rekor tersebut bertahan seperti halnya Latynina.
Andrew Leci adalah pembawa acara ESPN SportsCenter yang tayang setiap Senin-Jumat pukul 19.30 WIB. Saksikan Olimpiade 2012 hanya di ESPN STAR Sports!